Senin, 19 November 2012

puisi nur vita


Dunia Lain
Tembok hitam menghadang di segala penjuru
Kegelapan melanda pikiran
Pikiran terfokus pada satu titik
Pada sebuah lampion menjelma sebagai penerang hati

                        Semua berjatuhan, kaget dan menyerngit sedikit
                        Suara bising menyeruak di telinga
                        Mencari asal suara, menengok ke seberang dunia
                        Bibir gemetar mengucap doa
Waktu berjalan sangat lamban
Subuh tak segera menjemputku
Duduk, menunggu, termenung dalam kehausan
Haus akan kemenangan di akhir nanti
                        Satu jam lagi , semua berakhir
                        Pundak yang berat tertindih sesuatu ,ku tahan
                        Sesuatu yang menyeramkan, tspi ku tetap kokoh
                        Kemenangan akan kudapat sehabis Dunia Lain




Cincin Berdarah
Pengharapan pada seorang lelaki
Lelaki idaman, si Jantan
Ya, begitu baik dan tampan
Sengaja sekali Nyai meminta padanya……..
                       
            Gila pada si Jantan, itu jelas
            Dia menurut, dan takluk pada Nyai
            Nyai cantik walaupun menjanda
            Perebutan Si Jantan terjadi………..

Nona cantik dan perawan begitu molek
Si Jantan terpuruk dalam kegelisahan
Dua wanita penuh daya gaib saling mengikat hati lelaki
Cincin taruhan dari semuanya……….

            Berebut keperjakaan itu syaratnya
            Darah mengucur, cincin ternodai
            Tak sengaja tertusuk Si Jantan
            Perkawinan tak tergelar , musnah dalam debu………
                                                                       

Kuali Ajaib
Terhempas dari segala kenyataan
Tapi ini bukan fiktif
Kebenaran yang telak memang terjadi
Kuali ini ajaib!!!

            Zaman modern tak sanggup berfikir gaib
            Mencibir saja tentang penemuan baru ini
            Yang percaya memang cuma Ali seorang
            Kuali yang membawa Ali pada kekayaan

Cerita punya usut
Ali memang berkunjung pada Sang nenek
Emas, perak, berlian, segala macam keluar dari kuali
Kuali yang telah di mantra sang Nenek

            Gelap mata melihat kekayaan
            Ali terhempas, kuali dicuri
            Dibuang ke laut oleh sang ibu
            Dan penulis puisi ini, tercengang menemukan ”itu”


Boomerang Terhalang

Budi tak hanya berbudi baik, tapi dia begitu sholeh
Selalu taat perintah Bunda
Cinta nya pada Bunda nya ,tak ternilai
Kuat iman karena Alqur’an pedoman hidupnya
                        Anggara suka bikin gara gara
                        Si Embok sungguh mengelus hati mengurusnya
                        Embok sayang , Anggara tak sayang
                        Anggara tukang iri dan benci
Budi tersenyum selalu walau Anggara meludah
Anggara tau yang sebenarnya, ayahnya melepas Embok demi Bunda nya
Menyerngit, mengatur balas dendam
Boomerang di asah , berharap pas tujuan
                        Embok penyanyang dan penyabar
                        Sungguh berlinang darah, boomerang pas di hati Embok
                        Anggara tertunduk, Embok tersenyum
                        Berharap pengampunan dosa untuk Anggara tercinta…..

                                                                       


Sukses Ngesot

Sudah diterima sekarang
Karma datang menimpa
Dulu begitu bejat dan bengis
Semua orang membenci dirimu
           
            Perawan di perkosa
            Uang tuk berjudi dan pelatihan ilmu hitam
            Siapa yang menolehnya untuk tersenyum?
            Tak ada yang menggubris dirimu

Tuyul dipelihara
Jenglot ada di toples
Dupa dimana-mana
Sekalian pacaran sama kuntilanak!!!

            Liat sekarang dirimu!!
            Tua ,jelek, kotor…
            Rasain aja itu karma mu
            Sekarang dirimu ngesot dengan sukses!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar