Minggu, 14 November 2010

FITRIATUL HASANAH 080110101018



FROZEN

Feeling Frozen, frozen, frozen…
When you burnt me with your silence

Everything seems going broken
In the middle of a wild night,
A wild night behind the moon

I sing to myself & dance to myself
Wish there are some laugh in the sky

But,

Everything still seems going broken
Broken to be frozen
Frozen in your eyes


Jember, 20 September 2010












KEPUTUSAN HATI


Di tempat ini, tanah lapang yang luas dengan rerumputan nan hijau dan tebal bak permadani, tempat dimana aku dan dia pernah merangkul cinta bersama, tempat dimana aku merasa memiliki dan menggenggam senyumnya erat-erat hanya untukku, dan yang paling penting dari tempat ini adalah tempat dimana aku dan dia sering bertemu diam-diam, saling berbagi diam-diam, saling merasa diam-diam, bahkan saling tertawapun diam-diam. Kalian tau kenapa kawan???  Baiklah, kali ini aku ingin berbagi rahasiaku pada kalian. Semua itu terasa aneh dan ganjil hanya karena dua kata saja kok, aku menyebutnya “Cinta Terlarang”.
Kini aku datang lagi ketempat ini hanya untuk mengumpulkan puing-puing kenangan yang sempat tertinggal. Tentu, aku sendirian ditempat ini, tanpa dia lagi. Karena dia termasuk puing-puing kenangan yang sedang kukumpulkan dan yang paling ingin ku buang jauh-jauh bersama cinta yang tersisa ini.

Pemuda itu bernama Yunza Ahmad. Tak sengaja aku mengenalnya lewat chating di facebook. Dia adalah sosok pemuda yang ceria, penuh semangat, dan tak gokil. Awal menjalin pertemanan lewat facebook, ku lihat info tentang dirinya, tapi tak banyak yang membuatku tertarik untuk mengenalnya lebih lanjut, kecuali satu info tentang dirinya, yaitu dia masih berstatus “Single”.
Ahaaa,,,satu hal yang kusuka,  itu mungkin karena aku juga masih berstatus single. Ku fikir, mungkin saja dia adalah jodoh yang Tuhan persiapkan untukku. Mungkin saja bukan??!?!   Who knows???!! Tak ada yang tahu, karena Tuhan selalu memberikan hamba-Nya Sesuatu dari jalan yang tak disangka-sangka.

Seiring langkah waktu, hubunganku dengan Yunza semakin dekat saja. Ketika suatu waktu waktu aku chating dengannya, mengobrolkan tentang banyak hal, tiba-tiba dunia nampak sempit saja kurasa. Kami sama-sama baru tahu kalau ternyata dia adalah teman sekantor saudara sepupuku, mbak Vira. Kebetulan sekali bukan?!!.
Setelah sekian lama hanya bertemu lewat dunia maya, akhirnya tiba juga saat-saat Tuhan mempertemukanku dan Yunza dalam dunia nyata, senyata-nyatanya. Kami tak sengaja bertemu ketika dia baru pulang dari kantor bersama mbak vira.
“Heyy… , akhirnya ketemu juga…”, itulah kalimat pertama yang Yunza ucapkan ketika kami bertemu.
“hmmm, iya…” jawabku sambil malu-malu.
“kenalan dulu..” kata Yunza lagi sambil mengulurkan tangannya ..
“kan kita udah kenal??!! Jawabku…
“ biar lebih afdol aja, kenalan lagi di dunia nyata…” jawabnya.
Akhirnya,,kami kenalan lagi dan ngobrol bareng.
Begitulah awal pertemuan pertamaku dengannya, Hmmm,… seperti pepatah mengatakan, kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah kami-lah. Hehehe

Setelah pertemuan itu, tak terelakkan lagi dan harus ku akui, dia adalah benar-benar sosok lelaki selama ini aku idamkan, tak bisa ku gambarkan bagaimana aku begitu senang  bertemu dengannya tanpa batas maya. Hari-hari berikutnya kami makin akrab saja. Aku merasa telah sangat mengenalnya, kurasa diapun juga telah sangat mengenalku, hingga pada suatu hari tak pernah ku sangka-sangka kalu pertemuan keduaku dengannya akan menjadi hari yang menelan senyumku seketika. Pada hari itu Yunza membawa sebingkis kabar tentang hari pertunangannya dengan orang lain. Dia mengatakan bahwa orangtuanya mendadak telah melamarkan seorang gadis untuknya. Kebetulan gadis itu merupakan anak dari sahabat orangtua Yunza. Bias dibilang kalau prtunangan Yunza merupakan perjodohan antar orangtua. Tapi apapun namanya, tetap saja dia telah terikat komitmen dengan orang lain.
Oh ya,,  satu hal yang belum kuceritakan tentang Yunza pada kalian, dia adalah seorang lelaki yang sangat amat patuh dan berbakti pada kedua orangtuanya, hingga dia sama sekali pun pernah menolak apa yang menjadi keinginan orangtuanya. Yunza adalah sosok anak yang rela mengorbankan cita-cita dan keinginannya sendiri hanya untuk mengikuti kata-kata orangtuanya dan membahagiakan mereka, dan hal itulah yang membuatku semakin salut dan menyayanginya. Tapi sayangnya sifatnya iti pulalah yang membuatku harus kehilangan senyumku yang tercipta ketika saat-saat kubersamanya. Kurasa tak perlulah kuceritakan suasana hatiku waktu itu, karena aku yakin klian sudah membayangkan bagaimana kacaunya dunia perasaanku mendengar berita itu.


Selang beberapa hari kemudian, Alhamdulillah kecewaku tentang berita itu tak terlalu berlarut-larut. Aku terus mencoba bersikap realistis saja dengan segala keadaan itu. Pelan-pelan aku mulai menjauh darinya, tak pernah aku mencoba menghubunginya lagi sejak pertemuan kedua kami yang sekaligus terakhir kurasa, kecuali dia yang menghibungiku lebih dulu. Bukan aku tak ingin mengenalnya lagi semenjak dia bertunangan, tapi semua itu karena aku cukup sadar dan tau diri, bagaimana posisinya sekarang, dan siapa pula aku??!!!

Sebelumnya mohon maaf saja kawan jika mungkin kalian akan menganggapku gadis yang benar-benar tak tau diri setelah kisah selannjutnya kugelar, tapi mungkin inilah potongan hidup yang harus kujalani.

Aku hanyalah gadis biasa yang juga senang bila dicintai dan diberi perhatian, apalagi oleh orang yang memang kita idamkan. Sekali lagi aku tegaskan, aku hanyalah gadis biasa bukan muslimah yang sangat kuat iman dan tahan godaan.

Setelah pertunangan Yunza, entah kenapa dan darimana awalnya, selang beberapa lama, aku dan dia menjadi dekat kembali, bahkan lebih dekat daripada hibungan kami sebelum dia bertunangan. Kami sering bertemu dan berbagi kisah di tanah lapang ini, sering menghitung bintang bersama, bahkan mmelukis pelangi ditempat ini. Tak terasa kedekatan kami telah menimbulkan hal yang selalu dan paling kuhindari sejak aku tahu dia bertunangan. Dan kini, dengan sangat amat terpaksa harus kuakui bahwa aku mencintainya, dan kurasa diapun juga mulai mencintaiku, meski kami tak pernah saling mengungkap, tapi kami saling merasa. Saling merasa bahwa itu cinta, cinta diantara kami. Dan paling mierisnya lagi, aku mersa mulai mengharapkannya pula.
Kalian bisa bayangkan kawan, betapa sakit mencintai seseorang yang jelas-jelas telah menjadi milik orang lain.

Lama-lama tetap menjalin kedekatan dengannya, aku merasa semakin terjebak dalam mencintainya, sedang tak lama lagi dia akan menikah. Mimpi-mimpi untuk bersamanya tak mungkin terwujud, kecuali Tuhan turun tangan brsama takdir dari-Nya. Tapi bukankah tak baik jika aku harus berharap sesuatu yag tak baik terjadi pada hubungan Yunza dan calon istrinya. Rasa-rasanya memang aku yang harus keluar dari linkaran mimpi-mimpi semu ini.

Akhirnya kuputuskan untuk pergi dari hidupnya tanpa pamit. Kurasa itulah cara terbaik untuk menghindarinya, karena kutau diapun takkan rela aku pergi jika aku pamit padannya. Aku menghilang dari dunia maya dimana kami saling bertemu. Akupun menghilang dari hidupnya, kuganti nomor ponselku, dimana aku dan dia sering berhubungan, demi menghindarinya. Tapi, hanya satu yang tak pernah hilang dariku untuknya, yaitu doa-doaku yang tetap akan selalu menyertainya. Semoga dia selalu bahagia dengan hidupnya yang baru tanpaku.

Disini, ditempat ini, ku akui aku benar-benar sedang sangat merindukannya, merindukan aroma khas tertawany, merindukan pemandangan teduh dalam tatapan matanya, merindukan garis-garis simpul senyumnya. Pelan-pelan kubuka mataku dan ku berharap semua hanyalah mimpi.


Jember, 27 September 2010




























Deskripsi Karakter

Winda nama gadis itu. Dia adalah seorang gadis yang pendiam tapi pintar. “Bunga kampus”, begitulah teman-teman menjuluki Winda. Siapa yang tak kenal winda, muslimah sholihah yang aktiv dalam berbagai organisasi di kampus. Wajah teduhnya tambah berbinar di balut jilbab panjang yang selalu memayunginya. Meski gadis yang pendiam, tapi senyumnya telah mewakili bahwa dia adalah tipe gadis yang juga ramah. Sebagai teman yang cukup dekat dengan winda, aku tau betul bagaimana cara winda menata hidupnya. Meski Wiinda selalu  terliihat tampak tenang dan tanpa masalah, tetapi tak seperti itu persisnya. Selain gadis yang sholihah, pintar, ramah, dan pendiam, Winda juga merupakan gadis yang tegar dan penyabar. Hal itulah yang membuatku berbangga hati menjadi salah satu teman dekatnya. Meski dalam keluarganya, dia cukup banyak dihujanni dengan  berbagai masalah, tetapi itu semua tak membuatnya kehilangan senyum ramahnya dikampus. Dia tak pernah mengeluh tentang masalahnya, lebih tepatnya, dia selalu bisa melewati setiap masalahnya tanpa membebani orang lain.



Jember, 27 September 2010
























SAHABAT, BUKU, DAN LIBURAN

Liburan musim semi telah tiba, dimana semua anak-anak sekolah akan mengisa hari-hari libur mereka bersama keluarga, sahabat, atau teman satu sekolah, tetapi hal itu tidaklah berlaku bagi Yukiharu, seorang gadis bermata sipit dan berperawakan menarik. Dia berhidung mancung, senyumnya manis, dan badannya tinggi pula. Tetapi ironisnya, kisah hidup gadis itu ternyata tak sermenarik perawakannya. Dia adalah anak yang suka mengurung diri dikamar ketika liburan tiba. Dia lebih suka menenggelamkan dirinya dalam lautan buku sepanjang pagi dan petang. Kebiasaannya bagus memang, mengisi hari-hari dengan memburu pengetahuan lewat membaca, tetapi bukankah hal itu adalah sesuatu yang menjadi sangat tidak lazim ketika hal di lakukan dengan terus- menerus tanpa memperdulikan pada titik apakah ia berdiri?!!

Suatu hari, ibu Yukiharu yang sudah lumayan beranjak pada usia senja menghampiri putrinya dikamar., dimana anaknya tak pernah beranjak dari tempat itu, kecuali untuk mandi, makan, dan pergi kesekolah.

“putriku, tak bisakah kau meninggalkan kegiatanmu ini barang sejenak saja?” Tanya ibu dengan nada lembut.

Yukiharu menoleh pada ibunya, sebelum kemudian ia kembali sibuk dengan dunianya sendiri, dunia membaca.
Sambil geleng-geleng kepala dan dengan wajah sendu, ibu Yukiharu berkata lagi pada putrinya, “Yukiharu putri tercintaku, ibu hanya ingin melalui liburan musim semi ini denganmu seperti para tetangga yang lain, ibu ingin merasakan hari-hari libur anak sekolah. Tak bisakah barang sehari saja kau mau jalan menemani ibu belanja?”


Yukiharu hanya menatap ibunya, kemudian membaca lagi. “Ya sudah, jika kau memang lebih suka menghabiskan liburanmu dikamar ini”, kata ibu lagi, sambil tersenyum lembut.

Kemudian   ibu beranjak pergi dari kamar Yukiharu untuk melanjutkan memasak. Pada langkah kelima ibu menuju pintu, tiba-tiba terdengar suara Yukiharu yang lebih berwarna daripada yang biasa ibunya dengar,

“ibuuu,,, mulai hari ini sampai besok liburan musim semi usai, aku akan selalu menemani ibu jalan-jalan kemanapun ibu mau”, kata Yukiharu sambil berlari memeluk ibunya.

Jember, 04 Oktober 2010





































Synchronic Comparative Literature
  • Metaphora
  • Impossibilities


NENEKKU GADIS REMAJA

Aku adalah seorang gadis berusia 18 tahun dan lebih tepatnya lagi aku adalah seorang cucu dari seorang nenek-nenek yang namanya cukup terkenal di desaku, eiiitttt….tunggu dulu, bukan hanya didesaku, tetapi nenekku itu juga terkenal sampai kedesa tetangga lho…

Nah, kalian pasti bertanya-tanya bukan? Kenapa seorang nenek yang sudah lanjut usia kurang lebih sekitar 60 tahun, tinggal di desa pula, bisa seterkenal itu,?? Mari mendekatlah kepadaku, dengarlah rapat-rapat, akan ku ceritakan pada kalian tentang nenekku si “Bunga Desa”.

Sejak awal usia 14 tahun, aku tinggal bersama nenekku. Aku diminta tinggal dengan beliaukarena nenek merasa usianya sudah tak lama lagi. Jadi beliau bermaksud ingin berlama-lama dengan cucu kesayangannya ini. Sebelum tinggal bersamaku, nenek tinggal sendiria dirumah beliau karena kakek sudah meninggal sejak aku belum dilahirkan. Dan ibuku, anak nenek satu-satunya harus ikut ayah yang sering berpindah-pindah tugas keluar kota.

Sejak hari pertama pindah dan tiba dirumah nenek, aku cukup dibuat heran dengan segala barang yang berada dirumah itu, termasuk lingkungannya. Sebelumnya aku belum pernah kerumah neek (lagi) kecuali ketika aku berusia 4 tahun. Aku tinggal bersama keluargaku dikota yang sangat amat jauh dari rumah nenek. Jika kami kangen nenenk, biasanyabeliau hanya menyuruh sopir untuk menjemput nenek didesa, dan beliaupun akan ikut dan tinggal lama dikota. Karena itu, aku jarang bahkanhampir tak pernah lagi kerumah nenek sejak aku berumur 4 tahun silam.


“Waaahhh…..nenek…,,, kenapa ada playstation, lapangan basket, dan berbagai macam mainan mobil tamiya disini????”
Tanyaku heran, sambil mengucek-ngucek mataku, meyakinkan diri bahwa itu bukan mimpi.

“hhahahhaa,,,, jangan heran duhai cucuku yang manis, semua itu milik nenen. Nenek suka bermain-main dengan benda itu setiap hari”, jawab nenek.


“ Lalu, lapangan basket itu untuk apa? Apalagi ini didesa… masa ada lapangan basket??
‘ kembali aku bertanya dengan heran dan nada penasaran.

“nenek juga suka latihan basket dengan pemuda-pemuda desa sini cucuku…” jawab nenek sambil membereskan baju-bajuku ke lemari.


“Whaaaaaaaattt,,,,,,????????” hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku dengan diiring berjuta tanda Tanya yang menggelembung-gelembung dalam otak.

“Waduuuh….. sebenarnya apa yang terjadi pada nenekku ini ya,.,.,???” tanyaku dalam hati.


Memang sih, dandanan nenek tak selayaknya nenek-nenek tua pada lazimnya. Bagiku, dan pasti juga menurut orang lain yang tau, nenek merupakan wanita lanjut usia yang nyentrik., berjiwa muda, bahkan lebih muda dari cucunya sendiri.
Beliau tak pernah memakai kemben ataupun kain kebaya lainnya . sehari-hrai beliau ternyata memang benar-benar seperti gadis remaja. Memaki celana jeans, baju T-Shirt, dan kadang ke pasar bersepatu van tofel. Hmmmm,,, sesuatu yang sangat aneh bukan????   


Jember, 11 Oktober 2010


CREATIVE NON-FICTION
  • Tourism writing

JEMBER TOURISM PLACES

Jember is one of the regency located in the eastern part of the province of East Java which has great tourism potential. The places should be visited for the foreigners who love the wonderful scenery. They are:

WATU ULO BEACH
Watu Ulo is one of the tourist sites which lies on the Indonesian ocean. There is beautiful scenery at this site and it is the perfect place to enjoy the sea. It is called “Watu Ulo” by the natives, because they believe that in the past there was a snake who was becoming a spirit. After becoming a spirit, it became a stone resembling a snake., sticking into the sea with the body lying on the land. To get there, the visitors can use the public transportation or hire a rental car. The journey takes about 30 minutes from the downtown of Jember.

PAPUMA BEACH
Beside Watu Ulo beach, there is Papuma beach with its white sandy sands that make it more interesting. The wonderful white sand is pleasure to see and to walk on. The scenery and atmosphere can be enjoyed more completely at a restaurant which provides Indonesian and papuma food, such as a variety of baked fish. The visitors can reach the location by public transportation or via rental car. The journey takes about 30 minutes too from Jember downtown.

REMBANGAN PANORAMA
Rembangan is mountainous tourism object that complete with swimming pool, hotel and the coffee agro tourism of the Rayap plantation. It is about 12 km to the north of Jember. Because of the fresh air and the beautiful scenery, this tourism object is called a resort destination. Upon swimming in the pool in the early morning, visitors can enjoy the beautiful sunrise. The specially of rembangan is ginger tea and cheese bananas. Visitors can reach rembangan in 15 minutes from central Jember by public transportation, rental car or taxi.

Those are some interesting tourism places that must be visited in Jember city. Don’t doubt to visit Jember that rich of beautiful scenery. Get nice holiday in those tourism areas.


25 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar