27 September 2010
BUKAN GADIS MISTERIUS
Di sudut kamar yang sepi, yang terlihat hanya bed, lemari and sebuah meja belajar, terlihat seorang gadis duduk menyudut di kamar yang berukuran 6*8 M. tak ada orang yang tau sedang apa dia, yang orang-orang tau hanyalah bahwa kamar tersebut tak bercahaya lagi yang artinya pemiliknya telah tertidur lelap, hanya aku, aku yang mengetahui kebiasaannya, karna jendela kamar kami berhadapan.
********************
Pagi hari itu gadis tersebut terlihat berjalan-jalan sendiri menyusuri petak-petak tanah yang tak terurus di sudut desa yang jauh dari keramaian, kicauan burung nan indah menemani jejak langkah membawanya, entahlah… apa yang tengah gadis itu fikirkan,yang ku tau, tatapan matanya kosong, seolah mengingat- ingat suatu kenangan yang pernah ia alami. Matahari mulai mengembangkan senyumnya tepat didepan gadis itu melangkah, tapi gadis itu tak sekalipun memperhatikan sekelilingnya, dia hanya melihat lurus … dan…… kosonggg….!!!
Matahari mulai memancarkan sinarnya, gadis itu pun terus melangkah menuju suatu tempat yang orang-orang menyebutnya tempat istirahat dan berkumpul, yaitu tempat untuk menghilangkan rasa lelah dan penat karna telah seharian bekerja, tapi.. tak begitu berarti tempat itu untuknya, dia justru lebih senang bermain-main diluar, berjalan-jalan sendiri, dan kembali kelamunannya. Tapi… itu hanya khayalannya saja, kenyataannya, dia tak semestinya melakukan itu, dia harus kembali kerumah setelah berjalan-jalan pagi, dan memulai aktivitasnya seperti remaja-remaja lain yang biasa mereka kerjakan setiap paginya.
********************
Selama aku mengenal tanpa mengetahui bagaimana dan siapa gadis itu, aku berfikir ada yang lain dari sesosok gadis tersebut, tatapan matanya… cara dia melangkah yang terlihat lemah, begitu membuatku slalu ingin tau siapa dan apayang terjadi sebenarnya pada sesosok gadis misterius itu.
********************
Beberapa hari ini ku tak lagi melihat sosok gadis itu, sehingga membuatku bertanya-tanya,
“kemanakah dirinya?”
Matahari mulai nampak letih menyinari planet hijau ini, senjapun mulai tampak, menemani langkah para anak-anak kecil yang berlari-lari, berlomba untuk lebih dulu sampai ke surau dimana tempat biasa mereka menghabiskan waktu senja mereka hingga sang kegelapan datang bertandang.
Selang beberapa saat ku memikirkan tentang anak-anak kecil yang tengah berlari-lari itu, tiba-tiba mataku terbelalak tak percaya melihat sesosok tubuh mungil datang mendekat dengan mimic wajah serius, ya… dia… sesosok yang selama ini ku perhatikan danku cari-cari keberadaannya tatkala dia tak muncul, dia datang menghampiriku yang tengah asik berfikir-fikir sendiri tentang hal-hal yang ada di sekelilingku. Kata pertama yang ia ucapkan kepadaku adalah “mas boleh minta tolong?” suaranya begitu merdu dan mendayu-dayu, membuatku semakin terpesona dengan gadis itu,
ohh… GOD…. !
segera ku ingat, ku tak boleh menatapnya seperti itu,
Ku masih bingung dan tak habis ku berfikir, mengapa dia datang padaku?mengapa dia tak minta tolong kepada orang lain saja?
Dia tak mengenalku begitu dekat karna dia begitu pendiam, aku juga orang baru di kampung ini, tak hinti-hentinya ku berfikir tentang semua itu.
Begitu lama ku bermain-main dengan fikiranku sendiri hingga ku tak cepat-cepat menjawab tanyanya, dan akhirnya dia mencoba untuk mengulang kata-katanya dengan tetap bersuara lembut,
“ mas boleh minta tolong?”
Sesegera mungkinku terjaga dari lamunanku, ku tak mau dia berfikir yang macam-macam tentang diriku dan k u juga tak menginginkan dia mengulang kalimat tanyanya tuk yang ketiga kalinya , segera ku menjawab,
“bo..bo…boleh” jawabku dengan terbata-bata,
ku masih tak percaya dengan semua yang terjadi ini,
“minta tolong apa?” lanjutku,
“bisa ikut saya sebentar?” jawabnya lembut.
Lalu ku mengikuti langkahnya, dia menuju kesuatu ruangan didalam rumahnya dan telah berdiri sesosok wanita yang lebih tua darinya dan juga dariku, ku menyapanya dengan santun, sembari mengulurkan kedua tanganku dan sedikit membungkuk tuk mencium tangannya. Begitulah adat di desa ini, jika ada yang melanggar dari adat ini tak ada hukuman yang berat tapi mungkin akan di cemooh orang sekampung karna di anggap tak mempunyai aturan yang baik dan sopan, mau tidak mau, aku harus mengikuti tradisi-tradisi masyarakat sekitar yang jujur jarang ku lakukan di tempat asalku yang penuh dengan gemerlap lampu disco dan gedung-gedung pencakar langit dimana-mana. Tapi tak apalah..!
‘’maaf merepotkan!” ucap wanita separuh baya itu,
Aku hanya tersenyum memperlihatkan tanda keikhlasan.
Lalu dia menunjuk kearah atas, tepat pada lampu yang tak ku lihat bercahaya itu,
“disini hanya tinggal perempuan saja, jadi tak ada yang mengerti bagaimana cara untuk membetulkannya” jelas wanita paruh baya itu lagi,
ku alihkan pandanganku pada gadis itu namun dirinya hanya menunduk.
Ada sesuatu yang melayang-layang dalam benakku, ku mulai bertanya-tanya sendiri, dimanakah sosok seorang ayah????? Mungkin ku tak terlalu pantas untuk menanyakan hal itu sekarang, setidaknya, ku telah mulai mengetahui sedikit tentang gadis ini, dan sebentar lagi, ku tak akan menybutnya “si gadis misterius” lagi karna aku akan segera mengetahui semua hal tentangnya.
********************
Sejak hari itu, sejak dimana dia memintaku untuk menolongnya, ku telah mengetahui namanya, “Astri!”
Begitu jawabnya saat ku tengah bingung memaggilnya dengan nama siapa saat ku butuh seseorang untuk memegangi tangga yang tengah ku naiki untuk memperbaiki lampu listrik yang sedang tak berfungsi itu.
Semuanya telah berubah, ku telah mendapat jawaban atas pertanyaanku tentang sosok ayah didalam rumah yang semua berpenghuni wanita itu, ku juga telah mengetahui bagaimana seorang ayah mati, dihukum atas sebuah kesalahan yang sebenarnya tak pernah ia perbuat, dan satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa dia tak lagi menunduk saat tengah melintas dan melihat tubuh jangkungku berpapasan dengannya, sesekali dia melontarkan sapa dan yang pasti ia selalu lakukan adalah melontarkan senyumnya yang baru ku rasakan betapa manisnya senyum yang dia miliki.
Yahh…. Ku tak lagi harus memanggilnya dengan julukan “si gadis misterius”.
********************
18 October 2010
SEPATU CASUAL BERMOTIF BATIK
batik adalah warisan budaya milik bangsa Indonesia yang tidak dapat di ambil atau digugat oleh bangsa lain. Bahkan UNESCO menetapkan hari batik nasional. Batik di identik dengan rasa nasionalisme bangsa Indonesia, pewarisan budaya ini dapat kita temukan pada hasil kreasi anak bangsa, seperti halnya yang sering kita temui adalah baju bermotif batik, kemudian berkembang menjadi tas batik dan sepatu batik. Namun seiring perkembangan jaman, baru-baru ini muncul sepatu casual yang bermotif batik, seru kan???? Kalian hurus mengoleksinya, banyak juga terdapat macam-macam wana dan ukuran.

27 September 2010
CONTOH POTONGAN CERITA PENDEK TENTANG PENGGAMBARAN CHARACTER SESEORANG YANG MENGGUNAKAN “SHOWING”
Contoh 1;
“selamat pagi semuanya!”
Sapa Alice saat pertama kali masuk ruang kelas yang juga menjadi kelasku itu. Semua teman-teman seisi kelas membalas senyuman hangat Alice yang selalu ia taburkan itu. Ku akui dia memang cantik, jadi sepantasnya banyak yang menyukainya, kecuali aku.
Ibu guru mulai memasuki ruang kelas dan lagi-lagi si Alice pasang muka.
“selamat pagi bu guru, hari ini cuaca cerah ya?”
Ugh… betapa menyebalkannya dia.
Sepulang sekolah
“hey.. Emy? Mau pulang bareng?”
Lagi-lagi si Alice bertampang muka seperti malaikat yang ingin menolongku dari sengatan matahari pada siang hari itu dan mengajakku bersamanya menaiki mobil BMW miliknya yang full AC. “makasih!” jawabku singkat sambil memalingkan mukaku dari hadapannya. “owh.. gitu? Y udah, duluan ya??” jawabnya sambil melebarkan senyumnya yang sok manis itu, menyebalkaaannnn……!
Keesokan harinya
Saat pelajaran Matematika, bu Ani guru Matematikaku berkata “anak-anak, kerjakan soal nomor 1-20 pada halaman 115, bagi yang belum mengerti silahkan bertanya, disitu juga ada Alice, kalian juga bisa bertanya padanya!”.
“Shitttt… lagi-lagi si Alice yang menyebalkan itu!” gerutuku
Dengan mudah ku menjaweb soal-soal itu, dari nomor 1-12, namun setelah itu, soal-soal itu berubah jadi begitu rumit. Ku menolrh ke kanan kiriku, berharap ada seseorang yang mau membantuku memberitahu cara mengerjakan soal-soal yang belum ku ketahui rumusnya itu, namun… yang ku lihat adalah teman-teman sekelasku semuanya berkerumun di bangkunya si Alice, betapa menyebalkannya mereka.
Tanpa sengaja Alice melihatku tengah kebingungan dengan soal-soal itu, lalu dia menghampiriku dan bertanya, “ada yang bias aku bantu Emy?”, akupun berpura-pura tak mendengar ocehannya, “kalau butuh bantuan, bilang aku ya Emy?”.
Aku terus mengacuhkannya, walaupun sebenarnya aku butuh bantuan untuk menyelasaikan tugas dari bu Ani ini.
********************
4 0ctober 2010
Contoh 2;
Suaranya yang keras begitu mengagetkanku tetkala Ia tengah membangunkanku disaat matahari mulai meninggi. Tatapannya yang tajam seolah-olah ingin memperingatkan dan memarahiku untuk tidak selalu bangun siang. Belum juga aku ingin meminta maaf atas perbuatanku, sosoknya sudah takterlihat lagi dihadapanku. Sejenak ku terdiam, “huftt…!” dengan langkah yang sedikit terseret-seret ku mengambil handuk dan menuju kekamar mandi.
Baju putih biru telah ku kenakan, ku hampiri ibuku yang tengah repot memasak, mondar-mandir di dapur. “bu… uang jajan!” namun ibu asik membolak-balik tempenya yang hampir gosong itu. Ku beranjak dari tempat ibu, karna ku tau, sekeras apapun aku merengek, dia takkan mungkin pernah mempedulikan rengekanku. Berpindah ku ketempat lain dan mencari-cari sesosok tubuh yang sudah membangunkanku pagi ini, namun tak terlihat pula bayangannya. Mengendap-endap ku masuk dan melewati ruang tengah, namun tiba-tiba saja ku mendengar lantunan tasbih dan bacaan-bacaan lain yang tak ku mengerti artinya itu, dan suara itu tak asing ku dengarkan di setiap pagi menjelang tatkala ku tak cepat-cepat terbangun dari mimpi-mimpi indahku. Ku tak ingin mengganggu waktu tenangnya. Ku biarkan perut kosong ini merintih berjalan gontai tanpa tenaga menuju ke sekolah.
********************
11 October 2010
TUBUHKU BUKAN MILIKNYA
Ku masih tak percaya ini nyata, Su hyi, orang yang selama ini begitu dekat denganku, harus dengan cepat pergi meninggalkan aku kedunia yang tak semestinya ia pergi kesana sekarang. Kami begitu dekat, hingga orang menyebut kami kembar tapi tak serupa. Walaupun kita berbeda sifat dan keyakinan, namun perbedaan itu tak pernah menghalangi persahabatanku dengan You jin, kerna berbeda itu indah dan kita bisa saling mengisi.
********************
Pagi itu… aku tak mengerti mengapa tiba-tiba Su hyi ingin inign aku kerumahnya, bergegas ku menghampirinya kerumah yang tak begitu jauh dari tempatku tinggal, ku lihat… dia tengah terrsenyum-senyum senang sendiri ketika ku membuka pintu kamarnya. saat ku bertanya apa yang tengah terjadi, dia hanya tersenyum dan memberikan selembar kertas. Cepat-cepat ku buka dan ku baca, ternyata itu adalah sebuah surat cinta yang ia tulis untuk seseorang bernama You jin, sungguh taka sing nama itu dityelingaku, karna pria yang ia sukai itu adalah sahabatku yang kebetulan teman sekelasnya sendiri. Dia meluapkan semua perasaannya terhadap You jin kepadaku, sekarang ku baru mengerti bahwa ia sedang jatuh cinta pada You jin.
Keesokan harinya, Su hyi terlihat begitu senang. Dia menuruni tangga sekolah yang begitu bersih dan wangi pada hari itu, akupun ikut tersenyum senang melihatnya. Hari itu kuberjanji menemaninya untuk memberikan surat itu pada You jin, ku menunggunya dilantai bawah tangga, dia begitu pintar, hingga guru-guru menyukainya dan memindahkannya ke kelas akselerasi yang berada dilantai dua gedung sekolah kami, sedangkan aku tetap jadi murid biasa yang tempatnya tetep berada di lantai kelas paling bawah. Tatapanku tak pernah lepas kearah langkah membawanya menuruni tangga demi tangga, hingga ku melihat sesuatu yang tak ingin ku lihat. Wajahnya yang memancarkan kebahagiaan, tiba-tiba saja berubah jadi kepanikan, tubuhnya yang semula stabil melangkah tiba-tiba jadi tak terkontrol, surat yang ia pegang masih digenggamnya erat, sesaat setelah itu, dengan mata kepalaku sendiri, ku melihat banyak darah bercucuran keluar dari kepalanya, aku hanya bias terdiam dan tercengang melihat begitu banyak darah yang mengalir. Siwa-siswi yang melihat kejadian itu berdatangan, bergerombol mengelilinginya yang sudah tak berdaya. Mereka berteriak-teriak minta tolong hingga ambulance pun datang. Aku hanya terdiam dan terdiam. Setelah itu, ku tak dapat mengingat apa-apa lagi. Saat ku mencoba untuk membuka mata, yang ku dengar hanyalah isak tangis dan suara-suara yang memanggil-manggil nama Su hyi. Ku ingin bangundari tempat tidur itu namun ku tak punya energy untuk melakukannya. Tubuhku begitu lemah, sampai pada akhirnya You jin menemuiku dan berkata “dokter tak dapat menyelamatkan Su hyi!”. Antara percaya dan tidak, k uterus berusaha membangkitkan tenagaku kembali untuk bangun dan menemui Su hyi, tapi ku tak mampu. Air mataku juga tak terasa jatuh membasahi seluruh pipiku. “Lin… sabar ya??? Su hyi menitipkan ini untukmu!”. Ku raih sesuatu yang You jin berikan padaku, terdapat beberapa tetesan darah disana, ku buka dank u baca, ternyata itu adalah sebuah surat cinta milik Su hyi yang belum sempat ia berikan kepada You jin, orang yang disukainya. Tapi… mengapa ia menitipkan surat itu untukku???
********************
Beberapa malam ini, setelah kepergian Su hyi, ku slalu bermimpi tentangnya dan surat yang ia berikan padaku itu. Didalan mimpi itu, dia selalu memohon agar aku mau menemaninya mengantarkan surat itu untuk You jin, aku masih sungguh tak mengerti…
“Lin chai… kenapa murung begitu?”
“ehh… You jin… ngak apa-apa…!”
“sudahlah… jangan selalu memikirkan Su hyi, iklaskan saja dia, biar dia tenang disana”
Aku hanya menunduk, sebenarnya bukan itu yang tengah aku pikirkan, tapi aku tak mungkin mengatakan ini pada You jin.
********************
“Selamat sore bibi? Ini ada titipan kue dari ibu” ibu Su hyi pun mengambil bingkisan yang aku bawa dan cepat-cepat menyuruhku untuk masuk. Sebenarnya ada niat tersembunyi dengan maksud kedatanganku kesana, aku ingin mencari sesuatu yang berhubungan dengan Su hyi,
Ku memasuki ruangan yang sudah beberapa minggu ini tak terjamah manusia, ya.. itu adalah kamar Su hyi, ku buka jendela kamarnya, betapa pengapnya kamar itu karna tak ada cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara yang baik, ternyata ibu Su hyi tak sekalipun menyentuh kamar itu setelah kepergiannya yang begitu cepat dan tak dapat diterima oleh semua orang yang menyayanginya, termasuk aku. Ku menghela nafas panjang seketika itu ibu Su hyi datang untuk mengantarkan minuman yang dibuatnya sendiri, ku tatap mata ibu Su hyi dalam-dalam, betapa besar kesedihan yang terpancar dari sinar matanya, perlahan ia mulai melontarkan perasaannya dan menceritakan tentang kepergian Su hyi yang begitu cepat, sesekali ia mengusap tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya itu.
********************
“Lin chai… maukah kau membantuku?menyatakan cintaku kepada You jin?”
“Su…Su…Su… hyii????benarkah itu kau?”
Dia hanya mengangguk dan tersenyum manis, senyuman yang tak pernah kulihat lagi beberapa minggu ini.
“Lin, maukah kau membantuku????”
“semampuku, aku akan selalu berusaha untuk slalu membantumu Su hyi!”
Setelah kejadian itu, ku tak mampu lagi tuk mengingat apa yang terjadi, yang aku tau bahwa sekarang ku bisa selalu melihat senyum Su hyi yang terpancar dari bibir sesosok tubuh yang selama ini kutempati.
********************
Setiap hari, ku selalu dapat selalu merasakan keberadaan Su hyiku yang beberapa minggu ini menghilang, walaupun … hanya Su hyi yang dapat merasakan keberadaanku. Ibu yang biasanya selalu ku peluk dan ku cium pipinya itu, kini tak dapat lagi ku sentuh, yang ku lihat hanyalah Su hyi yang selalu memeluknya dan menciuminya, walaupun ibu tak sadar dan takkan pernah tau bahwa sesungguhnya yang ibu sayangi dan kasihi sekarang itu bukanlah aku yang sesungguhnya, melainkan Su hyi, sahabatku yang ku bantu untuk menyelesaikan urusannya sebelum ia kembali dan berdiam selamanya disurga.
Walau tak ada yang tau keberadaanku, ku selalu mengikuti Su hyi, kemanapun arah dia pergi, walaupun ku tak bisa berbuat banyak untuk melindunginya, tapi setidakknya aku tau dia baik-baik saja. Pagi itu dia pergi menemui You jin, dia terlihat bahagia saat dekat dengan You jin, akupun turut senang melihatnya, semakin hari, mereka semakin akrab saja, tanpa You jin sadari bahwa sesosok tubuh itu adalah Su hyi, bukan aku, sampai pada suatu hari Su hyi berniat untuk mengatakan perasaannya kepada You jin, tiba-tiba saja, aku merasa jantungku berdegup begitu cepat, aku tau bukan aku yang ingin menyatakan perasaan itu pada Su hyi, tapi tubuh itu, adalah tubuhku, tubuh milikku, jadi bagaimana mungkin???
“Su hyi… kau yakin akan mengatakannya pada You jin sekarang??”
Dia hanya mengangguk dan tersenyum yakin, namun senyumannya itu mampu mengalahkan kekwatiranku atas perasaanku yang mulai tak karuan ini.
Tak terdengar jelas olehku apa yang Su hyi katakan pada You jin, karna Su hyi melarangku untuk menguping pembicaraan mereka, ku hargai sikap Shu hyi, ketika suasana mampak tak menegang lagi, Su hyi memanggilku dan menyuruhku untuk mendekati mereka yang tengah berbincang-bincang, tiba-tiba saja You jin tersenyum kearahku, mungkinkah dia mengetahui keberadaanku? Tiba-tiba saja You jin memegang erat tanganku, aku masih bingung dan tak mengerti apa yang tengah terjadi, seketika itu senyum Su hyi pun mengembang tak seperti biasanya, aku masih terus bertanya-tanya apa yang tengah terjadi, belum sempat ku tanyakan pada mereka apa yang sebanarnya terjadi, tiba-tiba saja rasa hangat yang diberikan Su hyi ketika itu mampak memudar, perlahan-lahan pandanganku mulai tak jelas, dan aku tak tersadar seketika itu juga.
********************
Rasa pening di kepala masih begitu terasa, hal pertama yang ku ingat ketika pertama kali ku tersadar adalah keberadaan Su hyi, Ku buka mataku perlahan-lahan, berharap menemukan sesosok Su hyi yang pertama kali ku lihat, namun apa yang ku harapkan tak dapat jadi nyata, hanya You jin yang berdiri disampingku,
“kamu sudah sadar Lin???”
“dimana Su hyi???” ku acuhkan pertanyaan You jin padaku, karna satu-satunya orang yang ku pikirkan saat ini adalah Su hyi,
“Lin, sabar.. ikhlaskan dia, dia sudah lama pergi dan jangan membebani kepergiannya, sadarlah Lin, dia sudah tenang di alam sana”
Air mataku tak dapat ku bendung lagi, dengan seketika cucuran air mata nengalir deras dipipiku. Dan beberapa jam berikutnya isakku pun tak lagi terdengar, perasaanku pun tak lagi sedih dan galau seperti sebelumnya,
“Trimakasih Jin, sudah mau menemani dan menenangkanku…!”
Jin hanya tersenyum…
“kelak jika kau ingin menangis lagi, kan ku pinjami lagi pundakku!”
Tutur katanya begitu lembut, jadi tak salah jika Su hyi begitu sangat munyukainya,
Ahhh… Su hyi, mengapa kau pergi tanpa mengatakan sepatah katapun padaku??? Ku mulai gundah lagi,
“Lin, tak bisakah kita lebih dari sekedar hubunguan persahabatan?”
Ku terkejut mendengar statement yang baru saju You jin ucapkan, apa maksud semua ini??? Ku hanya tersenyum memanggapi pertanyaan You jin, hingga membuatnya terlihat bingung atas responku.
Namun tiba-tiba saja ku melihat sosok Su hyi dibelakang You jin, tepat didepanku berbaring, dia tersenyum kepadaku, senyuman hangat yang slalu ia berikan kepada setiap orang yang ia temui.
“Lin, jagalah You jinku sampai kau tak sanggup lagi menjaganya, ku hanya bisa percayakan You jin padamu, karna kamu satu-satunya orang yang pantas untuk menjaga You jinku!”
Lalu, dengan cepat sosoknya tak terlihat lagi, ku memanggil-manggil namanya, namun ia tak kembali, teriakanku begitu keras memanggil namanya, hingga mampu mengalihkan perhatian orang-orang yang ada dirimah sakit ini, namun aku tak peduli dengan orang-orang itu, yang kupikirkan hanyalah bagaimana agar Su hyi dapat mendengar teriakanku dan kembali menemuiku, namun ketika ku sadar, mustahil bagiku untuk menyuruhnya kembali, satu yang harus ku ketahui adalah Su hyi takkan pernah kembali lagi, meski Su hyi tak bias tinggal selamanya diduniaku namun dirinya akan terus hidup dan selamanya hidup dalam dunia kecilku, yaitu dilubuk terdalam hati yang ku miliki.
********************
6 September 2010
WAITING For YOU…!!!
Wake up at night…
Hopefully, you will be there,
Facing me with your smile,
I am seeing around me,
But I find……
Nothing.
Trying to sleep again and again…
Hopefully, I dream of you,
But…
You don’t come.
I live day by day…
Waiting you on the bridge,
Where we meet first,
But…
Your footstep never, never, never comes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar