1. STORY ONE
Monday 20 september 2010
HARAPAN ITU ADA
Kejadian kemarin tak semudah itu kulupakan. Selalu dan masih saja teringat. Entahlah?? Dia seseorang yang ada di hatiku, kekasih hatiku, pergi meninggalkanku. Tak jelas alasan apa kenapa Ia berbuat sedemikian itu? Padahal pernikahan kami tinggal 2 bulan lagi. Layaknya mamusia pada umumnya, pastilah sakit bila hati ini terlukai. Ya, sama seperti itulah hatiku saat ini, sakit dan hancur. Semua janji yang ia ucapkan kandas bagaikan debu yang terbawa angin.
Sejak kejadian itu, hidupku serasa tak bermakna. Bagaimana mungkin seorang laki-laki sepertiku bisa lemah seperyti ini? Ya, jelas karena cintaku yang terlalu dalam padanya. Aku tlah serahkan semuanya untuk bisa bersanding bersamanya. Namun, apa ada daya, ketika pernikahan semakin dekat, tiba-tiba Ia memutuskan semuanya. Mungkin, Ia masih belum bisa terima aku apa adanya. Ya aku tahu, aku hanya seorang kuli bangunan. Mungkin Ia berfikir dan takut kalau-kalau kebutuhannya tak terpenuhi olehku saat kita berumahtangga, dikarenakan gajiku mungkin yang dibawah standart. Ya, aku yakin sekali, itu mungkin yang jadi alasannya.
Seiring berjalannya waktu, aku berusaha melupakannya dan menata hidupku lagi. Ya, mungkin dia memang bukan jodohku. Sahabatku yang selalu ada tak henti-hentinya mensuport aku agar aku bisa terima kenyataan ini. Ya, aku harus bisa dan akhirnya bisa. Aku yakin ini memang sudah takdir Tuhan, Dia telah memberikan jalan terbaik untuk hidupku.
Sekian lama aku berusaha, akhirnya aku kembali menjadi aku yang dulu. Setelah kejadian itu, aku menjadi laki-laki yang kuat bahkan tambah kuat. Alhamdulillah kini hidupku kembali seperti dahulu kala pastinya dengan semangat baru dan pasti suatu saat aku akan mendapatkan wanita pujaanku yang benar-benar setia dan menerimaku apa adanya.
2. STORY TWO
Monday 27 september 2010
PELIKNYA HIDUP
Ya, kala itu benar. Dia yang kulihat sejak tadi, sedang mengorek-ngorek isi sampah di rumah ujung gapura, mencari makanan atau apa sajalah yang masih bisa di makan. Tak lelah ia terus mancari mengumpulkan sisa-sisa makanan orang-orang kaya yang suka membuang makanannya, entah itu masih segar ataupun basi, pasti tetap ia bawa.
Dua jam berlalu, sekali-kali ia berjalan ke rumah sebelahnya dan berputar-putar. Namun seperti yang kulihat., tak ada hasil yang ia peroleh. Tak beberapa lama, aku melihat ada yang aneh dan berubah dari cara pandangnya saat itu. Ku cermati ia, senyum kecil dengan wajah sumringah menggelayutinya, ya, ternyata ia dapatkan sebungkus kotak . mungkin isinya nasi, entahlah ia tak peduli, ia harap sesuatu itu bisa mengenyangkannya. Benar sekali, bungkusan itu adalah nasi yang kupikir sudah berbau busuk bercampur dengan sisa-sisa sampah dan plastik. Rasa syukurpun tak lupa ia ucapkan.
Setelah itu kulihat ia perlahan berjalan menjauh dari tempatnya semula. Aku rasa dia ingin kembali mencari ke tempat-tempat lain. Ku amati ia, ah tidak, ternyata dugaanku meleset. Ia pergi ke seberang jalan ke tempat pemukiman kumuh. Ya, ku baru tahu, ternyata ia kembali ke rumahnya.
Seorang bocah laki-laki bekisar umur 5 tahun tampak berlari-lari kecil menuju orang itu. Ternyata dia ibunya, orang yang kuamati dari tadi. Tanpa pikir panjang si Ibu langsung menyodorkan sebungkus nasi yang baru ia dapatkan pada si bocah. Betapa girangnya raut muka si bocah, seakan menerima sebongkah emas.
Satu minggu kemudian, aku tak pernah lagi melihat si Ibu berjalan menyusuri jalan. Aku baru tahu bahwa ternyata si anak tengah menderita sakit. Aku tak tahu persis penyakit apa yang sedang diderita? Namun sepertinya sangat parah. Ya, seperti yang kulihat dari mulut si bocah mengeluarkan darah segar. Si Ibu melihatnya, bertambah bingung bukan kepalang. Tak ada yang bisa ia lakukan, selain berdoa dan mengharap keajkaiban kan datang.
Hatiku pilu melihat mereka, namun aku pun tak bisa berbuat apa-apa, karena aku sendiri pun juga seorang pemulung, dan hidup sebatang kara.
3. STORY THREE
Monday 27 september 2010
FINDING THE CHARACTER
Tak seperti hari kemarin, matahari riang gembira menyinari hari-harinya. Namun berbeda untuk saat ini. Mentari enggan menampakkan wajahnya, yang ada hanya awan mendung hitam disertai hujan. Tampak disana Ia sedang menyiapkan property yang akan dan selalu di bawa untuk bekerja, tak lupa karena sedang hujan jas hujan Ia kenakan.
Hujan tak kurung reda, jalanan becek dan kotor pula tak menyurutkannya tuk tetap pergi mencari rezeki untuk anak-anak serta istrinya. Walau peluh mengucur deras dari tubuhnya, tak henti Ia tetap berjalan dan berdo’a agar apa yang Ia usahakan hari ini tak sia-sia. Tak salah lagi, ya Dia adalah Bapakku.
Sehari-hari seperti itulah aktifitasnya. Tak ada kata lelah di benaknya. Yang ada hanya bagaimana cara untuk hidup dan menghidupi keluarga.
4. STORY FOUR
Monday 04 October 2010
SHE HAS TURNED BACK
I think the story about her is true. I got it from my aunt. She said that she has frustrated since her father passed away. Her trait is so different with hers in the past. Recently, I often look at her sitting under the young coconut tree edge that lake. I do not know about what she will and want to do? But, I only know that her tears drip to her cheek, and her eyes has been wetted by it. Sometimes, she looks laughing alone, she almost to be mad.
But, all of sudden there is something has made conscious. Someone told me about the reason, why? He said that her mother forced her to change her trait becomes hers in the past, unless she will be married. Other people said she find her own identity by her dream. After that she has motivation and thinks not to down but she must raise her up to enjoy her life.
Whatever the reason about it. I only take one important case that I am happy because she has turned back finding her own identity finding herself.
5. STORY FIVE
Monday 11 October 2010
IMPOSSIBILITY AND METAPHOR
One day, I was in an empty room, with no one there. I didn’t know where my parents are. I felt afraid. I tried to look for help, I screamed hysterically as loud as possible in order to there was someone heard my voice. I repeated again and again. I want to go from this place. I missed my family. I tried to screamed once again, but useless. I gave up and then prayed to the god “the god, please give me a hero to help and bring me far away from here!”
After that, suddenly someone clapped my shoulder. I shocked and turned back. Actually, an old man with white big clothes long grey beard stood in front of me.
“No, no, don’t kill me!” I said.
“Calm down my baby, I am here will help you” he said.
“Who are you?” asked me.
“I am envoy of the god, I come from the seventh sky. Don’t feel afraid.” Wanted him.
“Can you help me?”
“With a pleasure. What can I do for you?”
“Take me out from this place, please! I don’t like here. I want to back to my house, meet my family.” I said.
“That’s easy”
And then he showed his wings and asked me to sit on his wings.
“Sit down on my wings please!”
After I sit on it, I was brought going by him surrounding the world. I felt amazing because never before I realized this moment. I yelled happily.
“Mom, Dad, I fly high I fly high in the sky.” I yelled
But, suddenly the big storm seems in the middle of my way. The old man couldn’t control it and finally I fell down and screamed
“Help me, help me; I don’t want to pass away, in my young age.” I screamed and cried.
When I fell down, I closed my eyes. After that, I tried to open my eyes. I shocked with around me, “hah, this is my room, why I was in my bed?”
Uwth, actually I was dreaming.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar